Kediri, kabarreskrim.co.id – Untuk memastikan ketersediaan stok darah tetap aman, Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Kediri terus memperluas strategi penjemputan donor atau yang akrab disebut "Ngamen Donor". Kepala UDD PMI Kota Kediri, dr. Ira Widyastuti, menegaskan pentingnya pendekatan proaktif demi mengantisipasi kelangkaan darah, termasuk dengan mendatangi berbagai lembaga pemerintah maupun swasta.
"Kalau hanya menunggu di tempat, kami khawatir saat dibutuhkan stoknya tidak mencukupi," tutur dr. Ira, Selasa (29/7/2025), dalam keterangan resminya di laman PMI Jawa Timur.
Sebagai bentuk kemudahan koordinasi, instansi yang rutin mengadakan donor darah telah dihimpun dalam grup WhatsApp khusus. Selain itu, UDD PMI Kota Kediri juga rutin merespons permintaan dari masyarakat, perusahaan, maupun sekolah-sekolah yang ingin menggelar kegiatan donor darah, termasuk melalui pembina Palang Merah Remaja (PMR).
Dr. Ira menjelaskan bahwa setiap permintaan mobilisasi unit donor darah akan dicek terlebih dahulu dari sisi kesiapan teknis, termasuk jumlah kantong yang dibutuhkan dan personel yang tersedia. Mengingat jumlah petugas teknisi transfusi dan perawat terbatas, maka kegiatan harus diatur sedemikian rupa agar berjalan optimal.
"Jika jadwal kami sudah penuh, maka kami arahkan ke tanggal alternatif yang masih memungkinkan," imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pengelolaan kantong darah harus mengikuti standar operasional yang ketat. Kantong darah yang sudah dikeluarkan dari kemasan aluminium foil hanya bisa digunakan dalam waktu maksimal 48 jam, sehingga pendataan dan perencanaan menjadi aspek krusial.
Sementara itu, Sekretaris PMI Kota Kediri, Abdul Gani Murdiantoko, menjelaskan bahwa pendekatan jemput bola atau “Ngamen Donor” bukan hanya soal mendapatkan darah, melainkan juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya donor darah yang aman.
"Yang utama bukan hanya memperoleh darah sesuai target, tetapi bagaimana mendidik masyarakat agar memahami proses dan tanggung jawab sebagai pendonor. Edukasi ini yang kita bawa dalam setiap kegiatan donor,” ujarnya.
Abdul Gani juga menekankan pentingnya kerahasiaan hasil laboratorium dan menjaga pola hidup sehat bagi para pendonor, terutama bagi pendonor dengan kondisi lipemik atau kadar lemak darah tinggi. Plasma dari darah tersebut tetap bisa dimanfaatkan dengan catatan edukasi kepada pendonor ditingkatkan, misalnya dengan memberi tahu bahwa donor sebaiknya dilakukan minimal dua jam setelah makan.
Semua darah yang berhasil dikumpulkan didistribusikan ke empat Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) di Kota Kediri serta ke rumah sakit-rumah sakit lain di dalam dan luar kota.(RED.AL)
0 Komentar