Kediri, kabarreskrim.co.id – Ratusan warga Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mendatangi Klinik Surya Husada milik dr. Ari Purnomo Adi pada Senin (7/4). Kedatangan mereka merupakan bentuk protes atas unggahan kontroversial dr. Ari di media sosial, yang dianggap telah menghina masyarakat setempat.
Kapolsek Ngancar, Iptu Rudy Widianto, menjelaskan bahwa massa datang dengan membawa air menggunakan truk dan membuangnya di halaman klinik sebagai simbol kekecewaan. "Air yang dibawa warga Desa Sempu itu sengaja dibuang di depan klinik sebagai bentuk perlawanan terhadap pernyataan yang menyinggung perasaan mereka," ujar Rudy.
Unggahan dr. Ari yang menyebut warga Sempu sebagai "pemalas dan bermental pengemis" memicu kemarahan masyarakat. Meskipun dr. Ari telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun media sosial pribadinya, dan bahkan telah mendatangi rumah Kepala Desa Sempu, Eko Suroso, pada 3 April lalu untuk melakukan klarifikasi, aksi massa tetap tak terhindarkan.
Dalam pertemuan klarifikasi tersebut, dr. Ari turut didampingi oleh Faisol Sentot Alabror. Namun suasana yang semula berlangsung damai berubah tegang ketika seorang warga bernama Mohammad Shohib meluapkan emosinya dengan merusak kendaraan milik Faisol, yakni mobil Mitsubishi Strada.
Terkait insiden tersebut, pihak Polsek Ngancar segera melakukan penanganan. "Pada Senin (7/4) sekitar pukul 10.10 WIB, terlapor Mohammad Shohib datang ke Mapolsek Ngancar didampingi oleh sekitar 100 warga Desa Sempu," terang Iptu Rudy.
Setelah menjalani pemeriksaan selama satu jam, Shohib mengakui perbuatannya. Ia mengaku telah merusak spion kiri dan lampu belakang kendaraan tersebut. Beruntung, kasus tersebut akhirnya diselesaikan secara damai. Shohib bersedia mengganti seluruh kerusakan yang ditimbulkan pada mobil Faisol, dan kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Aksi ini menjadi pengingat bagi semua pihak agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menjaga ucapan, terutama yang menyangkut harga diri serta martabat masyarakat. Pemerintah desa berharap kejadian serupa tidak kembali terulang dan mengimbau seluruh warga untuk tetap menjaga kondusivitas wilayah.(RED.AL)
0 Komentar