KEDIRI, kabarreskrim.co.id – Nama KH. Abdullah Maksum Jauhari atau yang akrab disapa Gus Maksum menjadi salah satu sosok ulama yang tak lekang oleh zaman. Bukan hanya dikenal karena keilmuannya dalam agama, tokoh asal Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri ini juga masyhur sebagai pendekar sakti dan inisiator berdirinya Pagar Nusa, badan otonom pencak silat Nahdlatul Ulama (NU).
Lahir pada 8 Agustus 1944, Gus Maksum merupakan cucu dari KH. Abdul Karim (Mbah Manaf), pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Sejak usia dini, dirinya telah menunjukkan kemampuan luar biasa yang membuat banyak orang terpana, seperti bisa melompat dari satu tiang masjid ke tiang lainnya, bahkan konon mampu melempar kuda seakan hanya melempar sandal.
Penampilannya pun tak lazim bagi seorang kiai. Ia tampil nyentrik: rambut panjang tak dipotong, janggut lebat, sarung dilipat tinggi hampir ke lutut, dan sandal kayu (bakiak) sebagai alas kaki. Gus Maksum juga dikenal menjalani berbagai laku spiritual (tirakat) berat, seperti puasa ngrowot—pantang makan nasi—dan memelihara hewan-hewan ekstrem, mulai dari ular, buaya, hingga harimau.
Dalam pencarian ilmu hikmah dan kanuragan, Gus Maksum dikenal sebagai sosok petualang. Ia belajar dari banyak guru di berbagai wilayah, di antaranya KH. Jamaludin Batokan, KH. Mahrus Ali, KH. Ilyas Buntet, dan Habib Baharun. Kombinasi ilmu agama, bela diri, dan spiritualitas itulah yang membentuk karakter Gus Maksum sebagai seorang ulama sekaligus pendekar.
Puncak kontribusinya bagi dunia bela diri dan NU adalah ketika menggagas pembentukan Pagar Nusa pada 3 Januari 1986 di Lirboyo. Gagasan ini muncul sebagai bentuk respon atas keresahan para pendekar NU yang belum memiliki wadah resmi. Gus Maksum kemudian diangkat sebagai Ketua Umum pertama.
Organisasi ini secara resmi diakui PBNU pada 16 Juli 1986, didukung penuh oleh tokoh-tokoh besar NU kala itu, seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH. Ahmad Shiddiq. Pagar Nusa pun berkembang menjadi wadah resmi pencak silat warga NU yang menyatukan seni bela diri, nilai pesantren, dan semangat nasionalisme.
Gus Maksum wafat pada 21 Desember 2003 dan dimakamkan di kompleks Pondok Lirboyo, Kediri. Meski raganya telah tiada, sosoknya tetap hidup di hati ribuan murid dan pendekar Pagar Nusa yang tersebar di seluruh Nusantara. Ia dikenang bukan hanya sebagai tokoh bela diri, melainkan sebagai pribadi yang menanamkan semangat berani, ikhlas, dan mengabdi untuk agama serta bangsa.(red.al)
0 Komentar