KEDIRI, kabarreskrim.co.id – Upaya serius Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito dalam mengatasi persoalan anak tidak sekolah membuahkan hasil signifikan. Dalam waktu satu tahun terakhir, lebih dari 6.000 anak di Kabupaten Kediri yang sempat terputus pendidikannya berhasil kembali mengenyam bangku sekolah.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Mas Dhito dalam menghapus kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kediri dalam lima tahun ke depan. Salah satu indikator utama yang menjadi perhatian adalah keberhasilan mengembalikan seluruh anak usia sekolah ke dunia pendidikan.
“Mas Bup menegaskan bahwa percepatan perlu dilakukan, dan guru-guru harus terjun langsung ke masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mochamad Muhsin, Minggu (15/6/2025).
Data dari Dapodik menunjukkan, pada 2024 jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Kediri mencapai hampir 12 ribu jiwa. Namun hingga Mei 2025, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 5.027 anak, melalui berbagai langkah kolaboratif lintas sektor.
Sejumlah program intervensi diterapkan untuk mencapai capaian tersebut, mulai dari pemberian beasiswa, program Home Visit Teacher Award, hingga kolaborasi dengan pelaku seni tradisional seperti jaranan dan karawitan. Dalam berbagai pertunjukan seni, Dinas Pendidikan bahkan melakukan pendataan langsung dan pendaftaran ulang bagi anak-anak yang ditemukan belum bersekolah.
Selain itu, Pemkab Kediri juga memberikan perhatian khusus kepada kelompok anak difabel dan santri pondok pesantren yang belum tercatat dalam sistem pendidikan formal. Saat ini, lebih dari 270 sekolah telah membuka akses pendidikan inklusif. Sebanyak 300 guru pendamping anak berkebutuhan khusus telah dilatih, dan pada tahun ini direncanakan akan ditambah 300 guru lagi.
“Mas Dhito juga menegaskan bahwa dalam proses penerimaan murid baru, semua sekolah wajib menerima anak difabel sebagai bentuk kesetaraan akses pendidikan,” jelas Muhsin.
Langkah-langkah ini dinilai tidak hanya berdampak pada dunia pendidikan, tetapi juga membuka peluang untuk perbaikan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
“Pendidikan adalah jalan untuk keluar dari kemiskinan. Jika anak-anak mendapatkan haknya, maka masa depan mereka, dan keluarganya, akan lebih cerah,” tutup Muhsin.(red.al)
0 Komentar