Kediri, kabarreskrim.co.id – Dalam waktu kurang dari setahun, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito berhasil mengembalikan lebih dari 6.000 anak tidak sekolah (ATS) ke dunia pendidikan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Kabupaten Kediri untuk menurunkan angka putus sekolah dan memutus rantai kemiskinan ekstrem.
Data terbaru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa pada awal tahun 2024, jumlah anak tidak sekolah mencapai hampir 12 ribu. Namun, hingga Mei 2025, angka itu berhasil ditekan hingga tersisa sekitar 5.027 anak.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Mochamad Muhsin, capaian ini tak lepas dari kolaborasi lintas sektor serta instruksi langsung dari Mas Dhito untuk melakukan percepatan di lapangan. “Atas perintah Mas Dhito, kita gerakkan guru-guru langsung ke lingkungan, ke tetangga, untuk mengajak anak-anak kembali ke sekolah,” ungkap Muhsin, Senin (16/6/2025).
Beragam strategi intervensi diterapkan, mulai dari pemberian beasiswa, program Home Visit Teacher Award, hingga pendekatan budaya lewat kerja sama dengan komunitas seni seperti jaranan dan karawitan. Bahkan, dalam beberapa pentas seni yang digelar, tim Dinas Pendidikan secara langsung melakukan pendataan dan pendaftaran anak-anak yang diketahui tidak lagi bersekolah.
Selain menyasar ATS secara umum, Pemkab Kediri juga memberikan perhatian khusus pada anak-anak difabel dan santri pondok pesantren yang belum tercatat di sistem pendidikan formal. Saat ini, sebanyak 270 sekolah di Kabupaten Kediri telah membuka akses pendidikan bagi difabel.
Mas Dhito juga telah mewajibkan seluruh sekolah agar menerima anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses penerimaan murid baru. Untuk mendukung hal tersebut, sebanyak 300 guru telah dilatih sebagai pendamping anak difabel, dan 300 guru lainnya akan mengikuti pelatihan serupa tahun ini.
“Pendidikan adalah kunci utama untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Dengan memastikan seluruh anak kembali ke sekolah, kita membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik,” jelas Muhsin.
Mas Dhito menargetkan dalam lima tahun ke depan, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kediri dapat ditekan hingga nol persen. Menurutnya, pendidikan menjadi salah satu fondasi utama untuk mewujudkan target tersebut.
Pemerintah Kabupaten Kediri berharap, langkah ini tidak hanya mengurangi angka anak putus sekolah, tetapi juga memberikan efek domino terhadap kesejahteraan keluarga dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.(red.al)
0 Komentar