Surabaya, kabarreskrim.co.id - Budaya Jawa Timur (Jatim) kembali mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru-baru ini menetapkan 13 karya budaya dari Jatim sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) untuk tahun 2024. Penetapan ini adalah bentuk apresiasi dan upaya pelestarian terhadap kearifan lokal yang telah lama ada di masyarakat Jatim. Dengan penetapan ini, total lebih dari 100 budaya dari Jatim kini terdaftar sebagai WBTbI.
Budaya Jatim Menjadi WBTbI 2024
Berikut adalah 13 karya budaya dari Jawa Timur yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda 2024:
1. Bahasa Madura
Bahasa Madura adalah bahasa tradisional yang digunakan oleh masyarakat Suku Madura yang tinggal di Pulau Madura. Meskipun berada dekat dengan Pulau Jawa, bahasa Madura sangat berbeda dari bahasa Jawa. Bahasa ini memiliki kosakata unik dan dialek yang khas, sehingga bagi pendatang baru, mempelajari bahasa ini bisa menjadi tantangan.
2. Kerupuk Abang Ijo (Kabupaten Bojonegoro)
Kabupaten Bojonegoro terkenal dengan oleh-oleh kerupuk abang ijo atau 'Bang Jo'. Kerupuk ini juga dikenal sebagai Krupuk Klenteng karena lokasinya yang dekat dengan Klenteng Hok Swie Bio. Terbuat dari tepung tapioka, tepung terigu, dan pewarna makanan, kerupuk ini dibumbui dengan resep keluarga turun-temurun. Pembeli dapat memilih berbagai ukuran kemasan dengan harga yang bervariasi.
3. Ampo Tuban (Kabupaten Tuban)
Ampo adalah camilan unik dari tanah liat yang berbentuk bulat memanjang seperti stik. Berwarna hitam pekat, ampo terbuat dari tanah liat murni dan dianggap sehat oleh masyarakat setempat. Camilan ini sering dinikmati bersama teh atau kopi hangat pada sore hari dan dijual dengan harga terjangkau, antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram.
4. Pudak (Kabupaten Gresik)
Pudak adalah kue khas Gresik yang terbuat dari tepung beras, gula pasir atau gula Jawa, dan santan kelapa, dikemas dengan pelepah daun pinang. Ada beberapa varian rasa pudak, termasuk pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula Jawa), dan pudak sagu, serta pudak pandan yang harum dengan campuran daun pandan. Pudak bisa ditemukan di sepanjang Jalan Veteran, Gresik.
5. Dhurung Bawean (Kabupaten Gresik)
Rumah tradisional khas Bawean, dikenal dengan dhurung yang terletak di bagian depan rumah. Dhurung adalah balai kecil yang berfungsi untuk menerima tamu secara informal atau sebagai tempat istirahat. Dhurung juga digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Bentuknya mirip gazebo pada rumah modern.
6. Krecek Bung (Kabupaten Lumajang)
Krecek Bung adalah kuliner khas Desa Wisata Sumbermujur, Lumajang, yang terbuat dari tunas bambu muda dan diolah dengan bumbu khusus. Camilan ini sangat renyah dan sering dinikmati langsung setelah digoreng atau sebagai pendamping makanan lain.
7. Jaranan Jur Ngasinan (Kabupaten Blitar)
Jaranan Jur Ngasinan adalah kesenian dari Desa Sukorejo, Blitar, yang memiliki fungsi sebagai sarana ritual, presentasi estetis, pengikat solidaritas kelompok, dan pelestarian budaya. Kesenian ini mencakup gerakan, musik, tata rias, busana, properti, dan pola lantai yang khas.
8. Tari Remo Boletan (Kabupaten Jombang)
Tari Remo Boletan, yang berasal dari Jombang, adalah varian dari Tari Remo dengan gerakan energik dan semangat. Tarian ini sering dipentaskan untuk menyambut tamu penting atau dalam acara adat. "Boletan" berarti "pecah" dalam bahasa Jawa, menggambarkan intensitas dan dinamika gerakan.
9. Penanggalan Tengger (Kabupaten Pasuruan)
Penanggalan Tengger adalah sistem kalender tradisional masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo. Berdasarkan pergerakan bulan, sistem ini memiliki panjang bulan yang bervariasi, dan berhubungan erat dengan siklus alam seperti musim tanam dan panen.
10. Roma Tabing Tongkok (Kabupaten Situbondo)
Roma Tabing Tongkok adalah rumah tradisional dengan dinding bambu yang dapat dibongkar pasang. Konsep rumah ini sederhana, terdiri dari ruang tamu terbuka, ruang utama, dan dapur. Nama 'tabing tongkok' merujuk pada dinding bambu yang bertengger di pondasi tanah.
11. Baritan (Kabupaten Trenggalek)
Baritan adalah upacara adat yang dilaksanakan setiap tahun di Desa Salamwates, Dongko, Trenggalek. Upacara ini dipimpin oleh sesepuh dan melibatkan petani dengan sesaji berupa nasi putih, longkong, dan tali bambu. Setelah upacara, diadakan pentas kesenian sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
12. Bersih Dam Bagong (Kabupaten Trenggalek)
Tradisi Bersih Dam Bagong di Kelurahan Ngantru, Trenggalek, dilakukan setiap tahun dengan melarung kepala kerbau bule ke dalam dam sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Ageng Menak Sopal, pembangun pusat irigasi persawahan. Sebelum dilemparkan, kepala kerbau diarak keliling kampung.
13. Kupatan Durenan (Kabupaten Trenggalek)
Kupatan Durenan adalah tradisi yang dirayakan pada hari kedelapan setelah Idul Fitri di Kecamatan Durenan, Trenggalek. Awalnya dimulai di pondok pesantren, tradisi ini kini melibatkan seluruh masyarakat. Ciri khasnya adalah arak-arakan ketupat yang disusun dan diarak keliling desa sebagai simbol kebersamaan dan kemakmuran. (Red.N)
0 Komentar