Di Omah Joglo Kepanjen Agenda Tedhak Siten Digelar (Adik Lunaura Ardyla Sita) Anak Dari Dimas Ardi / Vina Vania

Nganjuk, kabarreskrim.co.id - Bertempat di rumah joglo Abah Haji Gun Kepanjen Pace Nganjuk, acara prosesi adat tradisi daur hidup digelar, minggu, 7 mei 2023.

 

Masyarakat Jawa dinilai mulai jarang melaksanakan kegiatan ini. Menurut Murniatmo, ‘tedhak  siten’ berasal dari kata tedhak berarti turun (menapakkan kaki) dan  siten atau siti yang artinya tanah, sehingga ‘tedhak  siten’ merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.

 

Tedhak siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan, masyarakat beranggapan bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib. Upacara ‘Tedhak Siten’ berlangsung saat anak berusia 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi. 

Hari ini ananda Lunaura Ardyla Sita anak dari pasangan bapak Dimas Ardy Suryasita dan ibuk Vina Vania dari Desa Kepanjen Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.

 

Dalam usia tersebut biasanya anak mulai memasuki masa belajar berjalan sehingga inilah momen awal anak mulai menapakkan kakinya ke tanah.

 

Tradisi Tedhak Siten selain sebagai kegiatan pelestarian budaya turun temurun, di keluarga Haji Gunardi kakek dari adik Lunaura juga merupakan serangkaian kegiatan yang menyimbolkan bimbingan orang tua kepada anaknya dalam menitih kehidupan melalui serangkaian prosesi dan ubarampe yang digunakan dalam kegiatan Tedhak Siten.

 

Untuk itu dipersiapkan Uba Rampe atau perlengkapan, diantaranya yaitu, jadah 7 (Tujuh) warna warni, tangga yang terbuat dari tebu, kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) yang diisi dengan barang/benda, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk, air untuk membasuh dan memandikan anak,

 

Ubo rampen lainya juga disiapkan ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning

 

Selama proses tradisi Tedhak Siten ini ada beberapa rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan, yakni:

 

Membersihkan kaki

Dalam proses ini orang tua menggendong anaknya untuk dicuci bersih kakinya sebelum menginjakkan kaki anak ke tanah, kegiatan ini mempunyai makna bahwa si anak mulai menapaki tanah, yang berarti mulai menapaki kehidupan yang perlu dilakukan dengan suci hati. 

Berjalan melewati tujuh jadah

Dalam kegiatan ini anak dituntun untuk berjalan di atas jadah (sejenis kue dari beras ketan) sebanyak tujuh buah, dengan warna yang berbeda-beda. Ke-tujuh warna tersebut adalah merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu. Tujuh dalam bahasa jawa disebut pitu, dengan harapan si anak kelak dalam mengatasi kesulitan hidup selalu mendapat pitulungan atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

 

Jadah dibuat beraneka warna, menggambarkan bahwa kesulitan dan rintangan hidup itu tak terhitung jenis dan ragamnya. Masing-masing warna memiliki makna tersendiri, itu salah satu lambang kehidupan nantinya kalau ananda Lunaura Ardyla Sita beranjak dewasa.

 

Selain upacara adat tedhak siten selesai digelar dan ditutup dengan tabur uang / sebaran uang ratusan warga siaga di depan Rumah Joglo Abah Gunardi ratusan juta yang berbentuk logam kertas dan doorprize telah disiapkan untuk disebar.

 

Demi memeriahkan acara tedhak  siten ananda Lunaura Ardyla Sita anak dari pasangan Dimas Ardy Suryasita dengan ibu Vina Vania warga Kepanjen Pace. (red bon)

Posting Komentar

0 Komentar