Nganjuk, kabarreskrim.co.id - Tedak siten adalah salah satu tradisi dalam adat dan budaya Jawa yang bertujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi sosok sukses di masa depan. seperti yg di laksanakan bos pemilik sanggar senam blings warujayeng bos Tutik. minggu. 12. / 2./ 2023. sekira jam 09 . 00. wib.
Dengan restu dari Tuhan maupun bimbingan dari kedua orang tuanya. Tradisi tedak siten ini sebenarnya sudah diselenggarakan sejak dahulu kala hingga kini sudah turun-temurun oleh keluarga tutik (Blings)
Selain menggambarkan doa dan harapan dari orang tua kepada buah hatinya cucu dari mami tutik , tradisi tedak siten ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan karena telah diberi keturunan./ cucu dari mami tutik (Blings).
Lalu, seperti apa upacara tedak siten ini? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan bagaimana tata laksananya?
Ternyata mami tutik lain dari pada yang lain dalam gelar acara Tedak siten kali ini dalam pantahuan media Kaba Reskrim yang hadir
Jutaan uang dalam bentuk puluhan ribu lima ribuhan dan sebaran uang logam juga menghiasi acara tefak siten cucu dari pemilik sanggar senam (Blings) yang ada di warujayeng.
tebar atau sebar uang jutaan rupiah oleh tutik dihadiri ratusan warga juga ibu 2 pesenam cantik nya blings. mereka berbaur dan berebut sebaran uang. . terlihat ramai. Acara tedak siten atau Piton-piton mengandung arti.
Tedak berarti "melangkah", dan "siten" berasal dari kata siti yang artinya "tanah atau bumi". Jadi, tedak siten memiliki makna "melangkah di bumi". Upacara ini menggambarkan kesiapan seorang anak untuk menghadapi kehidupan yang sukses di masa depan, dengan berkah Tuhan dan bimbingan dari orang tua, sejak masa kecilnya.
Upacara tedak siten dilakukan ketika seorang anak perempuan atau laki-laki berusia 7 lapan karena 1 lapan sama dengan 35 hari, jadi umur anak saat mengadakan tedak siten berusia 245 hari (7 x 35 = 245 hari).
Hal ini karena pada usia ini, perkembangan anak sudah berada pada tahap berdiri, dan di momen ini kaki anak sudah bisa menginjak tanah.
Perlu diketahui juga bahwa ada lima hari Pasaran (pasar) dalam satu Selapan: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
"Saya ucapkan terima kasih sudah hadir di acara tedak siten di rumah bos ku," Tandasnya.
Hal ini terucap dari maharani salah satu yang hadir dalam acara tedak siten di kediaman onner blings warujayeng.(red.bon)
0 Komentar